Menikmati Keindahan Alam, Surga yang Tersembunyi di Pulau Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur
SODA MOLEK SOA NEW ITA BASA
Damai Sejahtera Untuk Kita Semua
Damai Sejahtera Untuk Kita Semua
Rote sudah
sejak lama terkenal dengan alat musik Sasando yang memiliki keunikan tersendiri
dengan petikan nada yang merdu. Alat musik ini pernah mendapat tempat khusus di
Indonesia, ketika menjadi gambar mata uang pecahan Rp 5.000.
Sebenarnya,
bukan cuma Sasando karena daerah ini juga memiliki topi sobrero atau mirip topi
koboi yang dikenal dengan topi Ti'i Langga. Tentu juga tidak boleh dilupakan
pohon lontar, yang nyaris tidak ada bagian yang terbuang, mulai dari batang,
daun, pucuk, sampai nira. Belum lagi varian dari nira yang bisa menjadi gula,
tuak sampai minuman beralkohol. Begitu juga keramahan dan keunikan masyarakat Rote Ndao
Ketika tiba di Ba'a, ada pilihan, boleh ke arah timur maupun
barat. Mari ke arah Timur terlebih dahulu. Menyusuri arah timur Pulau Rote pada musim kemarau
hanya memperlihatkan rerumputan kering di perbukitan. Tidak berbeda dengan
daerah lain di NTT, tapi Rote memiliki kekhasan dengan pohon lontar.
Gersangnya Pulau Rote pun Mempunyai Keindahan Tersendiri (take photo by Rendy) |
Mulut Seribu
merupakan sebuah teluk di ujung timur Pulau Rote. Menyusuri sela-sela pulau
kecil atau karang ini menawarkan keunikan tersendiri. Sampan menyusuri
selat-selat kecil dengan tebing batu karang hasil ukir dan pahatan alam.
Sekilas mirip sungai yang meliuk-liuk di antara bebatuan cadas.
Hamparan
pulau karang kecil sekilas tidak berbeda jauh dengan Kepulauan Raja Ampat.
Namun, keindahan laut yang membedakan karena terumbu karang tidak mendapat
perhatian yang cukup di kawasan ini, kalau tidak mau dibilang diabaikan begitu
saja. Wilayah ini sebenarnya hanya menunggu waktu untuk menjadi primadona. Kita
dapat diantar oleh pengemudi kapal menuju desa yang masih berada di dalam
kecamatan Daiama, dimana di desa itu hanya ada 11 KK dan jika diperkenankan
kita akan di ajak oleh ketua dusun / kepala suku untuk menuju kebelakang
desanya yang terdapat Laut Mati. Ya laut mati ada juga didusun ini. Laut Mati
ini sebenarnya merupakan danau berair asin meski kadar garamnya tidak seperti
air laut. Air danau tidak seasin air laut. Beberapa jenis ikan air tawar justru
bisa hidup di danau ini. “Kalau mau cari Laut Mati jangan jauh-jauh ke Timur Tengah”. Ujar Stefanus Meisa, kepala suku desa Daiama dusun
1 Rw 1.
Beginilah Saya yang Aslinya Urakan |
Pantai Sosadale
Masyarakat Nelayan Rote Tengah Bersama-sama Menjaring Ikan |
Bermain sambil menunggu Sunset |
Kurang lebih
1km dari tepi jalan kita akan menemukan pantai Sosadale. Dipantai ini kita
dapat menyaksikan nelayan rote tengah yang sedang menjaring ikan dengan pukat. Begitu
juga pasir yang halus dan keramahan nelayan menyajikan suatu daya tarik bagi
pelancong.
Batu Termanu
merupakan dua buah bukit batu yang berada di sebuah tanjung dan di lepas pantai
tak jauh dari tanjung tersebut. Dua batu unik dan sebagai icon Pulau Rote Ndao
ini terletak di Desa Onatali, Kecamatan Rote Tengah, Kabupaten Rote Ndao. Kedua
batu tersebut mempunyai nama, yaitu Batu Suelai yang ukurannya lebih besar dan
masih berada di daratan Pulau Rote, serta Batu Hun yang lebih kecil dan berada
di lepas pantai. Menurut masyarakat setempat, Batu Suelai diyakini berjenis
kelamin pria sedangkan Batu Hun berjenis kelamin wanita. Pada saat-saat tertentu,
kedua batu ini bisa bergerak sendiri. Batu Termanu diyakini berasal dari
kepulauan di Maluku, yang dapat berpindah-pindah sampai menetap di tempatnya
sekarang ini. Mereka menganggap kedua batu ini sebagai batu keramat di mana
saat Rote mengalami kemarau panjang, maka melalui Mane Leo (tokoh adat/kepala
suku) sebagai pemimpin dari rumpun keluarga “Suelai Hun” melakukan upacara adat
di kaki batu untuk memohon turunnya hujan.
Pelabuhan Ba’a
adalah pusat ibukota kabupaten Rote Ndao. Jika kita dari kupang menuju rote
menggunakan kapal cepat, kita akan turun di pelabuhan Ba’a. Disini kita bisa
melihat pantai dengan air yang jernih dan pohon-pohon bakau menghiasi
sekeliling pantai dan melihat dermaga suasana pantai dengan pasir putih,
pertokoan serta rumah penduduk menghiasi kota Ba’a.
Bukit Mando’o
Pemandangan Dari atas Bukit Mondo'o (take photo by Radityo w.o) |
Nikmatilah Alam Semesta Ini dengan Rasa Penuh Hikmat |
Bukit
Mando’o adalah sebuah objek wisata kebanggaan Suku Lole yang cukup terkenal di
Pulau Rote. Di puncak Bukit Mando’o kita dapat melihat pesona kawasan pantai di
Desa Kuli yang eksotis. Hamparan laut yang bernuansa biru dan hijau menyatu
dengan hutan bakau yang rimbun. Di arah utara kita juga dapat melihat
perbukitan yang diselimuti oleh hutan. Untuk menuju puncak bukit ini kita harus
melewati anak tangga yang jumlahnya 300 lebih. Inilah yang menyebabkan Bukit
Mando’o lebih dikenal dengan Tangga 300.
Markas Pangkalan Angkatan Laut (LANAL)
Menikmati Rasa Syukur |
Menunggu Sunset |
Markas Lanal TNI AL tidak bisa diakses
oleh sembarangan orang. Dibalik formalnya kegiatan TNI AL, tersembunyi salah
satu pantai indah yang diapit oleh bukit-bukit. Menikmati matahari terbenam
dari atas bukit sembari tersenyum, membuat siapa saja pasti akan bersyukur
terlahir sebagai Warga Negara Indonesia.
Pantai yang menjadi jalur akses menuju pulau Ndana ini seperti gerbang pintu masuk dari selatan pulau rote. Air yang tenang nan berwarna hijau dan biru membuat hatipun akan selalu tenang dan tentram.
Pulau Ndana
Masih berada di Atap Merah Putih ini |
Patung Jenderal Soedirman yang Selalu Menjaga Perbatan NKRI ini |
Pulau ndana terletak di ujung paling selatan Indonesia. Pulau ini berbatasan dengan negara Australia yang dipisahkan oleh samudera hindia. Pulau
ini memang belum didiami, tetapi memiliki sumber daya alam yang potensial,
sehingga di sana ditempatkan personel TNI angkatan laut. Tahun 2010
pemerintah melengkapinya dengan pembangunan patung Jenderal Sudirman yang
dibangun di atas taman seluas 1 hektare. Dengan adanya Patung Sudirman ditengah-tengah
pulau Ndana, memberikan bukti bahwa tidak akan ada klaim dari pihak manapun
untuk merebut pulau itu dari NKRI.
Pantai
Nembrala terkenal dengan ombaknya, banyak perselancar berkunjung ke pantai ini
untuk menantang ombak dari pantai nembrala. Ombak di pantai ini berskala
internasional, oleh karena itu banyak wisatawan asing berkunjung ke pantai ini.
Pantai ini masih belum terlalu ramai, hanya beberapa kunjungan di akhir pekan
dan libur panjang. Pantai ini semakin dikembangkan untuk keperluan wisata,
banyak fasilitas yang sekarang di sediakan, seperti beberapa pilihan penginapan
yang bisa digunakan oleh pengunjung, dengan berbagai tarif. Mulai dari hotel
hingga homestay. Meskipun sarana yang sedikit terbatas, namun Pantai Nembrala,
Nusa Tenggara Timur layak diacungi jempol oleh para pengunjungnya termasuk anda
tepatnya.
TRANSPORTASI
Pulau Rote
dapat dijangkau dengan mudah dari Kota Kupang. Transportasi laut dari kupang ke
Rote cukup lancar, baik menggunakan kapal feri ASDP “lambat” maupun kapal feri
cepat. Kapal feri beroperasi pagi hari. Dan Transportasi dari airport El-tari
ke rote juga sudah disediakan dengan menggunakan pesawat kecil.
Kupang-Rote
membutuhkan waktu sekitar empat jam kalau menggunakan kapal feri ASDP,
sedangkan kapal cepat “express bahari” membutuhkan waktu sekitar dua jam. Kalau
menggunakan kapal feri cepat, akan merapat di Dermaga Ba'a, ibu kota Kabupaten
Rote Ndao, sedangkan kapal feri ASDP merapat di Dermaga Pantai Baru.
Transportasi di Pulau Rote dapat menyewa sepeda motor atau pun mobil dengan menanyakan kepada penduduk setempat.
GPS (gunakan Penduduk Setempat) untuk mencari informasi lokasi-lokasi yang ingin di singgahi, karna jika menggunakan GPS satelit sangat sulit, karena kejangkauan sinyal yang masih sulit sekali,
Transportasi di Pulau Rote dapat menyewa sepeda motor atau pun mobil dengan menanyakan kepada penduduk setempat.
Jangan Takut Untuk Bertanya kepada penduduk setempat |
Author : Edvan Zakaria S.Pd
Seorang lulusan sarjana pendidikan yang ingin sekali mengabdikan ilmunya di mana saja dengan semangat berbagi dan menyebarkan semangat positif untuk orang-orang di sekitarnya. Memulai perjalanannya meninggalkan hiruk-pikuk ibukota yang sudah membesarkannya selama ini, untuk berbagi. Tulisan ini dibuat untuk menginspirasi pemuda pemudi, karena bahwasanya pengalaman adalah guru terbaik dalam kehidupan ini dan traveling adalah salah satu bentuk pembelajaran dari proses perjalanan ini dan dapat berbagi dengan siapun, dimana kita dapat berguna dan bermanfaat untuk banyak orang
Berani Traveling, Berani Education, Berani Sharing Dalam Mencari Makna Perjalananmu!Ikuti travel blog TES NUSANTARA KU di social media : Instagram @tesnusantara, Twitter @bungbob & like Facebook tes nusantara.
Kamis, 23 Juli 2015
Posted by Unknown
'Rote Mengajar Punya Cerita'.
ROTE (MENGAJAR) DALAM KAMERA!
Suatu pagi
yang dingin di Bandung, saya terbangun seperti hari-hari sebelumnya. Namun hari
ini ada yang berbeda dari bangun pagi biasanya. Saya buka telepon genggam dan
tertuju pada sosial media berlambang burung biru muda sedang berkicau. Yak
tepat, Twitter! Dari linimasa saya ada satu kicauan yang membuat mata saya
tertahan sekitar sepuluh detik dari salah satu akun fotografer senior kompas,
yaitu @arbainrambey. Ia meretwit tentang info pendaftaran relawan fotografer
dan videografer kegiatan Rote Mengajar. Singkatnya, saya diterima sebagai
relawan fotografer di SDN Telunulu Kecamatan Rote Barat Laut!
Let the story begins!
Hari pertama
saya tiba di Pelabuhan Ba’a, Rote. Ramai! Terasa sekali nuansa Bhinneka Tunggal
Ika terbawa ke pulau paling selatan di Indonesia siang itu. Semangat para
relawan beserta panitia membuat saya yakin, pilihan saya menjadi relawan
fotografer adalah sebuah rencana Tuhan. Sore harinya, setelah kegiatan dari
rumah dinas Bupati Rote Ndao para relawan dimobilisasi per masing-masing
sekolah untuk acara penyambutan kecil. Pukul 17.18 WITA saya dan tiga relawan
lain yaitu Mbak Imelda, Pak Kristom, dan Adit tiba di SDN Telunulu Kecamatan
Rote Barat Laut. Upacara penyambutan berupa tarian daerah dari guru dan warga
sekitar sekolah menghapus gerimis yang mengiringi kedatangan kami di SDN
Telunulu sore itu. Kami pun melanjutkan perjalanan menuju rumah hostfam yang
disediakan, yaitu Ibu Hosahori Eumanafe. Di sini kami disambut dengan sangat
ramah oleh beliau. Kami langsung dijamu seperti layaknya keluarga sendiri oleh
beliau. Tak luput setelah jamuan makan malam dari Ibu Hosahori membuat kami
semakin akrab untuk mempersiapkan kegiatan mengajar esok harinya.
Dihari
kedua, saya bangun lebih pagi dari biasanya. Tak sabar ingin segera bertemu
dengan anak-anak SDN Telunulu. Sebagai relawan fotografer, saya sudah
mempersiapkan foto apa saja yang sekiranya akan saya buat di lapangan nanti.
Karena proses mewujudkan imaji menjadi gambar dua dimensi adalah kenikmatan
tersendiri bagi saya. Daaaaan, bum! Berikut dilampirkan beberapa imaji saya
yang berhasil tertuang dalam foto.
|
|
Gambar 3 Para siswa sedang menyelesaikan puzzle yang diberikan oleh relawan profesional |
|
Saat
pengenalan kegiatan profesi berlangsung, saya cukup antusias mengabadikan
gambar anak-anak dan para rekan relawan profesi yang menjabarkan keistimewaan
masing-masing dari mereka. Namun disitu saya merasa tertantang untuk tidak
hanya mengabadikan kegiatan pengenalan keprofesian, tetapi ikut serta
menyampaikan profesi yang saya geluti. Saya yang masih berstatus sebagai
mahasiswa Teknik Kelautan, lebih memilih menyampaikan keprofesian saya sebagai
fotografer. Mengapa demikian? Karena saya yakin anak-anak SD akan lebih
mengerti tentang profesi fotografer karena saya membawa alat langsung yaitu
kamera dan beberapa lensa serta foto dan video hasil dokumentasi langsung di
tempat. Prediksi saya benar. Anak-anak SD tersebut sangat antusias ketika saya
menjelaskan mereka tentang profesi fotografer secara singkat. Nyatanya, fotografer
adalah profesi baru bagi mereka.
Gambar 5 Foto bersama warga sekolah seusai kegiatan mengajar |
Sore harinya
kami kembali ke Desa Tolama untuk melanjutkan acara parenting. Kegiatan yang diselenggarakan di gereja ini bertujuan
untuk melakukan tukar pikiran antara relawan dan guru serta orang tua. Parenting berlangsung selama dua
setengah jam yang mana membahas apa saja tantangan dalam pendidikan di SDN
Telunulu. Tantangan-tantangan tersebut antara lain masih minimnya daya dukung
yang kuat dari keluarga akan pentingnya pendidikan. Sebagian besar anak-anak
SDN Telunulu belum terbayang cita-cita apa yang nantinya akan mereka rengkuh.
Tantangan lainnya adalah tradisi turun temurun yang mengutamakan kegiatan
gengsi / senang-senang. Kegiatan ini tentunya menguras banyak materi dari setiap
warga di Desa Tolama yang akhirnya menyebabkan anak putus sekolah karena
keterbatasan biaya. Solusi yang ditawarkan oleh relawan adalah dengan
mengutamakan pendidikan daripada tradisi turun temurun yang hanya memberikan
kesenangan sejenak.
Keesokan
harinya merupakan hari penutupan secara resmi acara Rote Mengajar. Acara tidak
hanya berhenti disitu bagi saya dan beberapa relawan lainnya. Kami memilih
untuk memperpanjang masa kunjungan di Rote. Mulanya tujuan awal kami adalah
mengeksplor keindahan Pulau Rote. Di hari pertama masa perpanjangan, kami
bersama Bapak Lanal TNI AL menyebrang ke Pulau Ndana melalui Pantai Oeseli.
Pulau Ndana adalah pulau yang terletak di sebelah selatan Pulau Rote dan
berbatasan langsung dengan Australia. Di pulau ini terdapat Markas TNI AL dan
Marinir guna menjaga stabilitas keamanan perairan Indonesia. Berikut
|
Selanjutnya eksplorasi keindahan Pulau Rote kami tertuju pada Pantai Bo’a. Pantai yang terletak di sebelah barat Pulau Rote ini cukup sepi dan bersih. Gelombangnya yang cukup tinggi terkenal sampai telinga para peselancar internasional sehingga menarik mereka untuk berselancar di pantai ini. Usai menikmati indahnya Pantai Bo’a, perjalanan kami hari itu ditutup dengan objek wisata terakhir yaitu Mata Air Oemau. Mata air ini merupakan mata air tawar yang bisa diminum. Banyak truk air isi ulang mengambil air dari mata air ini. Mata Air Oemau juga menjadi tempat hiburan bagi anak-anak sekitarnya untuk bermain air sambil menutup senja. |
Hari kedua
masa perpanjangan, kami menetap di Kos Anggrek milik Bapak Melky. Bapak Melky
memperbolehkan kami bertujuh menggunakan dua kamar kos miliknya. Hari itu adalah
hari Minggu, dimana merupakan hari besar bagi sebagian masyarakat Rote untuk
beribadah ke gereja. Kami bertujuh berencana melanjutkan kegiatan eksplorasi
menuju objek wisata Mulut Seribu. Objek wisata Mulut Seribu yang terletak di Rote
Timur Sering juga disebut ‘Raja Ampatnya Pulau Rote’ karena terdiri dari
beberapa gugusan pulau kecil berpadu dengan air laut biru yang jika dilihat
dari salah satu puncak sekilas mirip seperti objek wisata Raja Ampat di Papua.
Selesai dari Mulut Seribu kami kembali ke arah alun-alun Ba’a untuk menikmati
sajian ikan laut segar. Sajian ikan laut seperti cumi, ikan kakap merah, tuna,
dan barakuda menjadi menu kami malam itu. Tidak lama setelah kami makan, Ibu
Mimi salah satu pengajar muda menghubungi kami mengabarkan bahwa esok hari kami
diminta mengajar salah satu SD di Kecamatan Rote Tengah. Mendengar kabar itu
kami menyambutnya dengan antusias. Malam hari sebelum tidur kami mempersiapkan teklap
mengajar esok hari. Kami sadar mengajar merupakan kebahagiaan tersendiri karena
kami masih bisa berbagi tentang profesi kami kepada anak-anak SD yang lucu
serta antusias.
Keesokan
paginya, kami menunggu jemputan dari Kak Marcel selaku penanggung jawab
Kecamatan Rote Tengah. Kak Marcel datang tepat pukul 08.30 WITA dan langsung
membawa kami menuju SD-SMP Panamamen di Rote Tengah. Perjalanan ditempuh selama
kurang lebih satu setengah jam dikarenakan medan jalan yang tidak bersahabat untuk
dilewati mobil. Sesampainya di SD-SMP Panamamen kami langsung melihat
antusiasme adik-adik dari jauh untuk segera berinteraksi. Setelah briefing dan sambutan kecil dari pihak
sekolah, kami langsung berbagi tugas untuk mengisi kelas sesuai teklap malam
sebelumnya. Saya yang bertugas sebagai dokumentasi tunggal akhirnya ikut
menjelaskan tentang profesi fotografer pada sesi terakhir, sesi bersama
anak-anak SMP Panamamen. Bermodalkan kamera, lensa, serta dokumentasi foto dan
video saya berhasil menjelaskan dengan singkat apa itu profesi fotografer. Usai
sesi mengajar, seluruh perangkat sekolah beserta relawan berkumpul di tengah
lapangan untuk bernyanyi dan menerbangkan pesawat cita-cita bersama. Yang
terakhir, seluruh peserta di lapangan menyanyikan lagu wajib Indonesia Pusaka.
Suasana saat itu sungguh khidmat, saya yang mengabadikan peristiwa tersebut
dalam video pun menahan diri agar tidak mengeluarkan air mata. Sungguh
menakjubkan bukan, di salah satu daerah terpencil Indonesia saya bisa.
Gambar 11 Ibu Siti sebagai guru Bahasa Inggris menjelaskan materi dengan bernyanyi |
Gambar 12 Ibu Erni dan Rendy menampilkan video tentang tugas pokok Direktorat Jenderal Bea Cukai |
Gambar 13 Ibu Galih dan Bang Bob berinteraksi dengan siswa SMP saat penyampaian materi |
Gambar 14 Suasana games di lapangan SD-SMP Panamamen |
Hari
keempat perpanjangan di Rote kami memutuskan untuk pindah rumah hostfam ke daerah Kecamatan Rote Barat
Laut. Hal ini dikarenakan hari sebelumnya kami bertemu salah satu guru SD dari
Kecamatan Rote Barat Laut yang menawarkan kami untuk mengajar. Tentu saja
tawaran itu kami terima dengan senang hati. Setelah berpamitan dengan Bapak
Melky, kami segera beranjak menuju rumah hostfam
selanjutnya. Rumah Kak Petson, ketua acara Rote Mengajar menjadi tujuan
kami selanjutnya. Di rumah Kak Petson kami berhenti sejenak untuk menurunkan
barang sebelum melanjutkan perjalanan. Setelah di perjalanan kami baru dikabari
bahwa kelas mengajar di Rote Barat Laut ditiadakan hari ini karena suatu alasan.
Tak hilang arah, kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan menuju objek
wisata Mando’o atau yang lebih dikenal dengan objek wisata Tangga Tiga Ratus.
Dari puncak Mando’o, kabarnya lampu-lampu perkotaan di Australia bisa terlihat
dari sini pada malam hari.
Gambar 16 Pemandangan pantai dari atas tebing di depan markas Lanal TNI AL |
|
Gambar 17 Siluet para relawan berlatar matahari terbenam |
Gambar 18 Berfoto bersama Adit seusai jamuan makan malam |
Puas menikmati keindahan Rote dari puncak kami
melanjutkan perjalanan menuju markas Lanal TNI AL. Menurut salah satu relawan
yang pernah kesana sebelumnya, di depan markas Lanal TNI AL terdapat pantai
yang sangat indah dinikmati saat matahari terbenam. Benar saja, sesampainya di
TNI AL saya segera berlari menuju pantai yang telah disebutkan. Dan saya
kembali dibuat bersyukur sambil berucap dalam hati ‘Tuhan menciptakan keindahan
alam Rote sambil tersenyum’. Kami menghabiskan saat-saat matahari terbenam di
pinggir tebing sampai adzan maghrib menjelang. Perjalanan kami berikutnya
tertuju pada Anugerah Dive & Resort di Pantai Nemberala milik Pak Frans dan
Adit. Kami disambut hangat oleh mereka dengan jamuan makan malam sebelum kami
melanjutkan perjalanan pulang menuju rumah Kak Petson.
Keesokan
harinya, kami memutuskan untuk meninggalkan Rote dan kembali ke Kupang. Kami
diantar menuju Pelabuhan Ba’a oleh Kak Petson pada pukul 09.30 WITA.
Sesampainya di Pelabuhan Ba’a kami menunggu kedatangan kapal sampai jam 11.00.
Disela-sela menunggu kapal datang, ternyata kabar kepulangan kami kembali ke
Kupang terdengar oleh para relawan asli Rote dan Pengajar Muda yang ada di Rote.
Kak Marcel, Ibu Siti, dan Pak Andi dari Lanal TNI AL menyempatkan waktu untuk
menemui kami di Pelabuhan Ba’a. Kami melakukan foto bersama sebelum akhirnya
menuju kapal untuk meninggalkan Rote.
Sekian
catatan perjalanan singkat saya selama berada di Pulau Rote. Pulau ini banyak
mengajarkan saya tentang berbagai aspek khususnya dunia pendidikan. Betapa saya
harus banyak bersyukur memiliki kesempatan untuk meraih pendidikan tinggi dan memiliki
tanggung jawab yang besar untuk ikut membangun pendidikan di daerah yang massih
tertinggal. Sampai jumpa lagi Rote, diwaktu yang berbeda dengan orang-orang
hebat lainnya.
"Bahwasanya ada kesenjangan pendidikan dan keindahan alam tersendiri di bumi Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur"
Author : Radityo Wahyu Utomo,
Belajar fotografi secara otodidak sejak 2008. fotografi membawanya untuk mengelilingi tempat-tempat indah di Indonesia. Saat ini, selain berkonsentrasi menempuh pendidikan S2, ia juga mengerjakan proyek foto diJakarta. Disela-sela kegiatannya selalu menyempatkan diri untuk traveling dan mengekplorasi wilayah yang dikunjunginya.
Berani Traveling, Berani Education, Berani Sharing Dalam Mencari Makna Perjalananmu! Ikuti travel blog TES NUSANTARA KU di social media : Instagram @tesnusantara, Twitter @bungbob & like Facebook tes nusantara.
Posted by Unknown
Berbagi Ke Pulau Rote Nusa Tenggara Timur Untuk Pertama Kali, Dan Saya Menemukan Keunikan Ini
Demam traveling benar-benar merasuki jiwa banyak orang beberapa tahun terakhir ini. Perbaikan infrastruktur dan mudahnya informasi membuat banyak orang mulai membuka mata untuk turun ke jalan, menenteng tas dan pergi jauh dari rumahnya menikmati alam dan suasana berbeda.
Meski begitu, masih banyak juga traveler yang masih
menyimpan keraguan. Biasanya traveling bertujuan mengunjungi ke objek wisata
yang memiliki pemandangan alam yang menakjubkan, tetapi tidak menutup
kemungkinan traveling tidak hanya mendapatkan pemandangan yang indah, namun
traveling juga dapat memberikan pelajaran dalam kehidupan, agar lebih
mendapatkan makna arti kehidupan.
Pembelajaran dari Traveling
Selain untuk refreshing, traveling juga memiliki
manfaat lain yaitu untuk menyalurkan hobi. Ada beberapa orang yang menjadikan
traveling sebagai hobinya, karena traveling dianggap memiliki tantangan saat
menuju tujuan.
Seorang traveler akan mempersiapkan segala sesuatunya
dengan mantap sebelum ia berangkat menuju tujuan. Seorang traveler akan berusaha
menikmati perjalanannya atau bahkan persiapan sebelum perjalanannya. Dengan
begitu, seorang traveler tidak merasakan jenuh selama perjalanan dan dapat
menikmati tujuan traveling-nya.
Sekarang gw akan membahas tentang beberapa keunikan dari
pulau ROTE NDAO.
Orang Rote selalu menjadi stereotype, bahkan dianalogikan
sebagai 'musuh besar' dan lebih 'berbisa' dari pada ular. Jika ada pertanyaan,
ketemu ular dan orang Rote di Hutan, siapa yang akan di'bunuh' terlebih
dahulu?, semua akan menjawab orang Rote lebih dahulu. Itulah Pepatah yang
sering muncul jika ingin pergi ke pulau rote, bahkan orang rote sendiri yang
berkata seperti itu. Lupakan pelabelan negatif itu, orang Rote sebenarnya tidak
seperti apa yang disangkakan orang. Penduduk paling selatan Indonesia ini
memiliki kepribadian yang sopan, halus dan bersahabat. Anda mau bukti? Datang
saja ke Pulau Rote.
Berikut ada beberapa keunikan sewaktu traveling di Pulau Rote Ndao yang saya temui.
1. Kantor Bupati Berbentuk Topi TI’ILANGGA Yang Menjadikan Ciri Khas Pulau Rote Ndao
Kantor BUPATI Rote Ndao |
Kepulauan Rote juga disebut
Pulau Roti, merupakan wilayah paling selatan Indonesia. Pulau ini terkenal
dengan kekhasan budidaya lontar dan topi adat Ti’i Langga. Rote berstatus
sebagai kabupaten dengan nama Kabupaten Rote Ndao. Kantor Bupati Rote Ndao
menjadi salah satu kantor dengan keunikan bentuknya. Kantor yang beratap dan
berbentuk topi Ti’ilangga menjadikan khas dari daerah ini yaitu antenna tepat
dibagian atas topi. Antena menyiratkan, kepemimpinan, kewibawaan, percaya diri
dan keteladanan.
2. Keramahan Masyarakat Rote Ndao
Terhadap Pendatang
Bersama Warga daimaa
Hmmmm, kalo ngomongin
‘keramahan’, memang NTT ramah banget dah. Dari awal datang dan tinggal, sampai detik-detik
penjemputan kembali. Mereka bener-bener baiiiiiiiiik sekali. Dimulai dari
Tumpangan mobil yang mengantar gw ke rumah jabatan bupati, penyambutan pihak
sekolah, diantar kerumah untuk menginap, dan hampir semua rumah yang gw
lewatin, pasti tuan rumahnya menyapa. Dan bukan sekedar menyapa, tapi gw juga
disuru mampir. Sapaan khas mereka adalah, “Mari pak, singgah minum tuak“.
(‘Tuak’ adalah hasil olahan dari air gula yang disadap dari pohon lontar).
Hingga kesederhanaan dan toleransi beragama mereka untuk menyiapkan makanan
untuk kita. Mereka pasti akan menanyakan agama kita dulu dan meminta agar kita
untuk memotong ayam secara agama kita..(sekitar 5 ayam yang udah gw potong) amazing
kan?
3. Malunya Adik-Adik Terhadap Pendatang Baru
Malunya Adik-adik |
Begitu pun sewaktu gw jalan-jalan keliling rote, rata2 mereka malu dan takut bahkan baru mau lewatin mereka, tiba2 mereka lari dan mengintip dari pohon ataupun jendela rumahnya. Tapi tidak lama ketakutan mereka hilang, setelah kita memanggil adik-adik untuk berkumpul. Mereka dengan malu2 datang menghampiri gw dan melihat aneh barang yang gw gunakan seperti smartphone untuk merekam mereka.
4. Topi TI'I LANGGA Yang Terbuat Dari Daun Lontar
Cinderamata topi Ti'i Langga dari mantan wakil bupati Rote Ndao |
Ti'i Langga adalah topi tradisional orang Rote. Topi yang
konon ceritanya mirip seperti sombrero di Meksiko adalah pelengkap busana
tradisional kaum laki-laki. Topi ini dipakai saat acara-acara budaya ataupun
momen-momen lainnya. Ciri khas topi ini adalah adanya 'antena' tepat di bagian
atas topi tersebut. Model topinya pun unik dan beraneka ragam dan biasanya
sesuai dengan selera pembuatnya. Bahan dasar Ti'i Langga adalah daun lontar
yang sudah dikeringkan. Keunikan dan memiliki nilai eksotik menjadi cindera
mata pilihan bagi para pelancong. Ciri khas lainnya, Ti'i Langga menjadi hiasan
dinding orang Rote.Topi kebanggaan orang Rote ini memiliki filosofi tersendiri
dan melekat erat dalam kepribadian orang Rote. Jiwa kepemimpinan, kewibawaan,
percaya diri, menjadi contoh atau teladan terkandung dalam Ti'i Langga
tersebut.
5. SASANDO Alat Musik Yang Menghasilkan Kombinasi Suara Dari 3 Alat Musik, Yaitu Piano, Harpa dan Gitar Plastik.
Alat musik sando sudah menjadi kebanggan bagi masyarakat
Pulau Rote dan NTT. Memainkan alat musik ini sangat berbeda dengan alat musik
lainnya. selain itu, dibutuhkan ketrampilan khusus dan latihan yang ulet untuk
memainkan alat musik sasando.
Bersama Ta'e Sasanu |
Alat musik sasando terbuat dari beberapa bagian-bagian pohon
lontar dan bambu. Sedangkan dawainya terbuat dari kawat halus seperti senar
string.. Pada zaman dulu, hanya terdapat sedikit orang di NTT yang dapat
memainkan alat musik sasando. Hal tersebut dikarenakan, Ta'e sasanu atau orang
yang memainkan sasando harus menjalani ritual dan proses khusus. Kini, hampir
setiap masyarakat di NTT dapat memainkan sasando.
Sasando sudah ada dan dimainkan sejak puluhan tahun lalu.
Keunikan sasando adalah dapat menghasilkan kombinasi suara dari 3 alat musik,
yaitu piano, harpa dan gitar plastis. Sasando juga merupakan alat musik yang
memiliki kesatuan rhytm, melodi, dan bass. Jadi walaupun alat musik
tradisional, sasando memiliki sifat yang universal. Memainkan sasando dapat
dengan cara petik pada dawai yang terbuat dari kawat halus.
6. Depok Lebih Ramai Daripada Pulau Rote, Saking Sepinya Takut Jalan Malam
Jalur Masuk Kepelosok Rote Tengah |
Sepanjang perjalanan dari pelabuhan Pantai Baru menuju rumah jabatan bupati saya tidak melihat adanya kemacetan dan lancar walau hanya jalannya yang kecil dan rusak. Menariknya, jika sudah malam pukul 20.00wita warung pun jarang ada yang buka. Dan itu memang benar adanya. Ketika saya iseng keluar jalan kaki dari setelah jam 9 malam, suasananya begitu sepi dan tenang.
7. Lebih Diutamakan Keselamatan Pengendara, Hingga Adanya Plang Hati-Hati Banyak Hewan Ternak yang Bergambar Sapi.
Plang hati-hati banyak Sapi |
8. Dilarang Untuk Membuat Tenda
atau Bivak Dipinggir Pantai ataupun Dipulau Rote
Gimana gk mau masang tenda klo pemandangan malamnya kaya begini dari jam 7
Layaknya seorang traveler yang
biasa melakukan perjalanan dan sudah mempersiapkan perlengkapan seperti tenda
atau bivak pasti akan merasa senang jika melihat alam yang indah ditepi pantai
atau perbukitan pulau rote, karena bagi mereka membuat tempat istirahat di
outdoor adalah salah satu bentuk menyatunya dengan alam.
Berbeda persepsi orang Rote
yang melarang melakukan kegiatan itu, karena bagi mereka siapun orang yang datang
dari pulau lain sudah dianggap sebagai musafir, dan wajib baginya untuk
memberikan tempat untuk beristirahat dan makan.
Nah dari keunikan itulah kita dapat pembelajaran yang
sangat berharga. Keunikan masyarakat Rote Ndao memang gw kasih jempol dahhhh…
Niat yang pada awalnya itu berbagi disana, tapi malah gw yang mendapatkan
banyak pembelajaran akan arti hidup kita ini.
"Memenuhi tugas kita untuk belajar sebanyak mungkin akan memungkinkan kita untuk memberikan kontribusi kepada dunia di sekitar kita. Hidup itu adalah proses pembelajaran untuk perbaikan diri. Apapun kejadian yang loe alami hari ini, dan dengan siapun kamu bertemu dengan orang, maka jadikanlah itu sebagai pembelajaran yang berharga dalam hidup loe"
Author : Edvan Zakaria S.Pd
Seorang lulusan sarjana pendidikan yang ingin
sekali mengabdikan ilmunya di mana saja dengan semangat berbagi dan menyebarkan semangat positif untuk
orang-orang di sekitarnya. Memulai perjalanannya meninggalkan hiruk-pikuk
ibukota yang sudah membesarkannya selama ini, untuk berbagi. Tulisan ini dibuat untuk menginspirasi pemuda pemudi, karena bahwasanya pengalaman adalah guru terbaik dalam kehidupan ini dan traveling adalah salah satu bentuk pembelajaran dari proses perjalanan ini dan dapat berbagi dengan siapun, dimana kita dapat berguna dan bermanfaat untuk banyak orang
Berani Traveling, Berani Education, Berani Sharing Dalam Mencari Makna Perjalananmu!
Ikuti travel blog TES NUSANTARA KU di social media : Instagram @tesnusantara, Twitter @bungbob & like Facebook tes nusantara.
Sabtu, 11 Juli 2015
Posted by Unknown